kredit foto: facebook: dakwah design
"Alhamdulillahi Rabbil 'Alamin!"
Ucapan itu adalah terjemahan rasa syukur
yang tulus. Ia hadir daripada manusia yang merasa dirinya sentiasa mendapat
perhatian dari Allah. “Alhamdulillah” yang meluncur dari lisan yang basah, juga
merupakan ekspresi kekaguman seseorang apabila melihat perhatian Allah sangat
tinggi kepada seluruh makhluk-Nya.
Allah, Tuhan yang Maha Pemurah dan Maha
Penyayang. Dia membuka pintu rezeki untuk seluruh makhluk tanpa meminta mereka
membayar atau menggantikan dengan sesuatu yang lain. Dia juga mengajak manusia
untuk meniti jalan kenikmatan tanpa batas ke Syurga-Nya.
Membaca, menterjemah, menonjolkan
kekaguman dan mengembangkan nikmat bukan pekerjaan mudah. Kecenderungan manusia
yang tidak pernah puas dengan apa yang diterima dan dimiliki, adalah penghalang
utama merasakan nikmat. Apabila dikurniakan nikmat kesenangan, dia mengambil
aksi diam. Apabila ditimpa musibah, lidahnya lancar bertutur nada kesal dan jiwanya keluh-kesah.
Memang arif pepatah Arab mengatakan,
"Katsratul misaas tudzhibul ihsaas" - terlalu banyak merasa, menghilangkan citarasa.
Kemampuan Membaca Nikmat
Menjadi hamba yang bersyukur bermula
dengan kemampuan membaca nikmat. Apabila mampu membaca nikmat, terbentuk
ekspresi kekaguman hati terhadap perhatian Allah. Seterusnya, lidah akan lembut
memuji dan bertasbih kepada Ar-Rahman sebagai apresiasi lisan. Akhirnya, tubuh
akan berkerja keras menterjemah dan mengembangkan nikmat. Selanjutnya, sebagai
makhluk yang hidup bermasyarakat, syukur dilatih dengan berbagi nikmat yang
kita dapat.
Setinggi mana potensi dan kehebatan
seseorang, Allah tetap menjadi tempat pergantungan. Kekuatan muhasabah di
penghujung hari adalah kemampuan membaca nikmat yang diperolehi hari ini untuk
meningkatkan kualiti diri hari esok. Seseorang yang mengetahui apa sahaja
nikmat Allah yang hadir kepadanya, akan, merasakan ada sesuatu yang baru dan
indah menjengah jendela hidupnya saban waktu.
Dalam Surah Ibrahim, ayat 7, Allah
menyatakan:
"Sekiranya kamu bersyukur, pasti Kami menambah (nikmat) kepadamu..."
Kuasa seseorang adalah perasaan yang
mereka letakkan dalam kata-kata kesyukuran. Bersyukur
dapat menukar energi kita daripada negatif
kepada positif. Ia bermula dengan perasaan berbaik sangka dengan Allah. Dia
adalah Tuhan yang tidak akan membiarkan makhluk-Nya hidup sia-sia. Akhirnya, ungkapan pujian dan tasbih kepada Allah menarik ketenangan dan kebahagiaan.
No comments:
Post a Comment